MANENGA LEWU RITUS UPACARA KEMATIAN PASCA PENGUBURAN: BENTUK, IDEOLOGI DAN MAKNANYA BAGI UMAT HINDU KAHARINGAN DI DESA TARANTANG KABUPATEN KAPUAS

Eka, Nali (2022) MANENGA LEWU RITUS UPACARA KEMATIAN PASCA PENGUBURAN: BENTUK, IDEOLOGI DAN MAKNANYA BAGI UMAT HINDU KAHARINGAN DI DESA TARANTANG KABUPATEN KAPUAS. IAHN Tampung Penyang Palangka Raya.

[img]
Preview
Text
PENELITIAN MANDIRI NALI EKA.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Ritual Manenga Lewu sebagai salah satu prosesi pokok tata cara kematian umat Hindu Kaharingan di Desa Tarantang telah ada sejak dahulu dan dilaksanakan secara turun-temurun. Namun ditakutkan akan semakin langka dilaksanakan bahkan ditinggalkan, apalagi ditambah dengan adanya propaganda penganut agama lain yang menawarkan kemudahan dalam hal ritual kematian. Selain itu dapat saja terjadi pergeseran pemahaman akan keberadaan ritual tersebut dimasa mendatang apalagi ditambah perkembangan yang terjadi pada umat Hindu di daerah tersebut mengalami kekurangan rohaniawan pelaksana upacara yang disebut Telun, sehingga harus mengambil dari daerah lain. Selain itu adanya keberagaman istilah upacara pasca penguburan pada umat Hindu Kaharingan antara yang umum dikenal sebagai Balian tantulak ambun rutas matei, sedangkan pada umat Hindu Kaharingan di Desa Tarantang disebut upacara Manenga Lewu menjadi latar belakang masalah dalam penelitian ini. Sehingga penelitian ini memfokuskan diri untuk menggali tentang bentuk, ideologi dan makna upacara Manenga Lewu sebagai salah satu ritus upacara kematian bagi umat Hindu Kaharingan di Desa Tarantang Kabupaten Kapuas. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori religi, teori interpretaif simbolik dan teori resepsi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif–kualitatif dengan menggunakan ancangan fenomenologis. Jenis data penelitian ini yakni data primer yang bersumber dari para informan dan data sekunder dari data pendukung seperti buku, jurnal dan lainnya. Peneliti bertindak sebagai instrumen utama yang didukung oleh alat bantu seperti tape recoder, kamera dan alat tulis. Peneliti bertindak sebagai pengamat non partisipan yang diketahui oleh informan. Penentuan informan menggunakan teknik Porposive. Metode pengumpulan data meliputi pengamatan, wawancara, perekaman dan studi dokumentasi. Prosedur analisis data dilakukan dengan urutan kegiatan sebagai berikut: seleksi data, analisis data dan laporan. Manenga Lewu merupakan upacara kematian tahap kedua setelah penguburan yang memiliki pengertian cukup kompleks. Upacara ini dilaksanakan tujuh hari setelah penguburan atau tiga bulan setelah upacara penguburan jika setelah tujuh hari tidak dapat dilaksanakan. Upacara ini bukan hanya upacara untuk memberikan tempat bagi perjalanan roh orang yang meninggal. Namun upacara ini sekaligus berarti melepaskan keluarga yang hidup dari Rutas berupa sial dan Pali (sial dan pantangan) agar dapat melanjutkan kehidupan yang lebih baik setelah ditinggalkan salah satu anggota keluarganya. Ideologi merupakan sistem nilai yang dipercayai yang direpresentasikan dalam wujud tindakan sosial. Sesuai dengan konsep tersebut, ideologi yang mendasari dilaksanakannya manenga lewu adalah ideologi religi, sosial dan seni. Makna yang dapat dilihat dari manenga lewu mencakup makna religi, kultural dan makna sosial. Kata kunci: Bentuk, ideologi dan makna, upacara Manenga Lewu, umat Hindu Kaharingan.

Item Type: Other
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
Depositing User: Nali Eka Nali
Date Deposited: 03 May 2023 04:36
Last Modified: 03 May 2023 04:36
URI: http://www.digilib.iahntp.ac.id/id/eprint/269

Actions (login required)

View Item View Item